Minggu, 11 Oktober 2009

InsyaAllah coming Soon...

Next book...

"Tawanan Bintang"

Aku tak perlu menunggu menjelma menjadi seorang Al-Ghazali atau Jalaluddin Rumi.
Tuk menjadi seorang bijak.
Cobaan hidup buatku belajar memahami.
Kala telah terjatuh, tersungkur, dan terhenyak.
Lalu, menyerahkan hati hanya pada Ilahi.
Dan melapangkan dada banyak banyak.
Terpercik sejuta rasa di dada penuh misteri.

Sungguh manis di hati tiada terperi.
Hingga keegoisan deras arus air mata bermuara pada pusaran rekah senyuman hakiki.
Hingga keangkuhan dinding-dinding hati terpekur merinding berdiri.
Hingga ketinggian langit-langit hati luluh lantah tak kuasa memungkiri."

"Selama ini aku merasa paling benar dan tak terbantahkan. Aku tak sadar bahwa, aku merasa dengan menggunakan hatiku yang gelap. Hingga pikiranku pun jadi budak oleh perasaanku yang sesat. Sampai kau menegurku keras menyadarkanku bahwa, hatiku padam dan kelam. Membuatku tersentak bahwa, aku memang di tengah gulita. Kau ketuk pintu hatiku, hingga aku mau membuka pintu dunia sendiriku. Dan dari celah pintu yang membuka itu, menelusup cahaya Hakiki. Membuatku mampu melihat keajaiban & keindahan di balik hatiku dan hatimu."

Penulis, Ravianty Dony.
Didedikasikan untuk semua mahluk Tuhan yang pernah karam mengharungi bahtera kehidupan.

My First Book


Cintaku Bersemi di Padang Arafah

Nun dan Mim tiada mampu berkata-kata
hanya hati yang sanggup memahami
menitik air mata keharuan
pada sebuah pertemuan
menguak dunia sepi
rindu bergemuruh di dada
Nun mengecup tangan Mim
saling menyentuh disana
di hati
selamanya...

Tugu Putih Jabal Rahmah (bukit kasih sayang) yang dibangun untuk mengenang peristiwa penting bagi umat manusia yaitu pertemuan yang mengharukan antara Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah turun dari surga dan dipisahkan Allah selama 200 tahun. Tugu Putih Jabal Rahmah sebagai tempat yang sangat berarti pula bagi Mim dan Nun.

Penerbit Cakrawala.
Tahun terbit, 2008.
Jogjakarta.
Penulis, Ravianty Dony.


Kamis, 10 September 2009

Asy-syu'araa'

bukan penyair yang mana syaitan-syaitan turun kepadanya,
bukan penyair yang diikuti oleh orang-orang sesat,
bukan pula penyair yang suka mempermainkan kata-kata dan tidak mempunyai tujuan yang baik yang tertentu dan tidak punya pendirian.
penyair yang disebut-sebut oleh Allah dalam firmannya surah Asy Syu’araa’ (para penyair),
adalah penyair-penyair yang beriman dan beramal shaleh, dan banyak menyebut Allah.